Oleh: Ario Helmy
Karena kali itu anggota rombongan kecil Presiden Sukarno didampingi istri masing-masing, ibu-ibu pejabat dari Indonesia dibuatkan acara tersendiri yang langsung di koordinir oleh Jian Qing, istri keempat Mao Zhedong yang sebelumnya adalah seorang artis terkenal China.
"Istri Mao cantik dan sangat ramah," kenang Nyai Hamdanah kepada keluarga suatu ketika, "Rakyatnya sangat mencintainya."
Setelah acara audiensi di Istana Terlarang di Beijing, rombongan istri tamu negara dibawa berkunjung ke sekolah, pabrik tekstil modern serta pembangunan dam pembangkit listrik tenaga air.
REHABILITASI PRESIDEN
Dalam foto yang masih tersimpan dalam koleksi keluarga, tampak Nyai Hamdanah Arifin sedang bersalaman dengan orang ketiga di Cina saat itu (setelah Ketua Mao dan Perdana Menteri Zhou En Lai), Liu Shoqi. Dikemudian hari Liu menjabat sebagai Presiden serta disiapkan oleh Mao sendiri sebagai calon penggantinya.
Namun pada tahun 1960-an Shoqi mulai bersimpang jalan dengan Mao Zhedong, bahkan terang-terangan menentangnya. Pada 1968, dia mulai menghilang dari publik Cina dan dicap sebagai pengkhianat bangsa. Liu meninggal karena perlakuan buruk pemerintah pada 12 November 1969. Tetapi, pada tahun 1980 pemerintahan Deng Xiaoping merehabilitasi namanya dan memberikan penghormatan kenegaraan anumerta baginya.
No comments:
Post a Comment