Ario Helmy
Dalam rangkaian perjalanan panjang antara negara-negara Blok Barat dan Blok Timur pada 1956, dari benua Amerika, rombongan kenegaraan RI menuju Italia, negara Eropa pertama dikunjungi presiden pertama Indonesia, Sukarno. Di negara itu, rombongan mengadakan kunjungan resmi kenegaraan, termasuk pula acara audiensi 30 menit dengan Sri Paus di Tahta Suci Vatican, selama seminggu, 10 - 17 Juni 1956.
Menurut Willem Oltmans wartawan koran Belanda paling terkemuka De Telegraaph dalam bukunya, "Sukarno Sahabatku" (Pustaka Harapan, 2001), Kerajaan Belanda sangat kecewa karena sekutu pentingnya di NATO dan MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa) menyambut musuh Belanda Sukarno dengan penuh penghormatan. Belanda tahu betul kalau perjalanan lintas benua rombongan kenegaraan bekas jajahannya itu utamanya dalam rangka menggalang dukungan di PBB guna membebaskan Irian Barat dari cengkraman Belanda.
KUNCI EMAS
Rombongan kepresidenan mendarat di bandara Ciampino di ibukota Roma pada 10 Juni 1956. Presiden Italia, Giovanni Gronchi menghelat upacara kehormatan kenegaraan dalam menyambut mitranya dari negara Asia Tenggara yang baru 10 tahun merdeka itu.
Kemudian dari atas mobil terbuka rombongan memasuki kota Roma dimana masyarakat setempat berderet di sepanjang jalan ikut menyambut. Berikutnya, arak-arakan berhenti untuk menerima sambutan walikota Roma, Salvatore Rebochini yang menyerahkan kunci emas kota sebagai pengakuan pada Sukarno sebagai warga kehormatan.
Dari situ pasukan pengiring Tamu Negara berganti dengan pasukan berkuda yang mengawal Sukarno dan rombongan menuju penginapan Castel Gandolfo yang adalah kediaman resmi musim panas Paus di Kota Roma.
Begitu megahnya sambutan pemerintah Italia terhadap rombongan Sukarno, pemerintah Belanda menyerukan koran-koran Belanda untuk tidak memuat berita mengenainya.
DARI SENI HINGGA MILITER
Jadwal kunjungan Presiden Sukarno dan rombongan selama 7 hari berlangsung padat. Sebagai pecinta seni, tuan rumah menyiapkan perjalanan-perjalanan yang meliputi kunjungan ke museum2 sejarah dan seni yang sangat di nikmati Tamu Negara.
Tidak ketinggalan, peninjauan ke pabrik mobil Fiat yang kala itu merupakan pabrik mobil terbesar di dunia setelah General Motors dan Ford di AS.
Presiden Sukarno juga diantar ke Naples guna menyaksikan perkembangan teknologi pembuatan kapal-kapal perlengkapan Angkatan Laut.
CIUM CINCIN
Bambang Wijanarko dari Dewan Keamanan Presiden (DKP) tampak membungkuk di hadapan Paus Pius XII dan mencium cincin Bapa Suci dalam video acara audiensi rombongan kenegaraan RI ke Tahta Suci di Kota Vatikan. Presiden memperkenalkan Wijarnako sebagai penganut Katolik. Sedangkan Dr. J. Leimena diperkenalkan sebagai pemeluk Kristen. Sukarno sendiri adalah presiden Muslim dari negara mayoritas Muslim pertama yang diterima Paus. Tidak ketinggalan, Sukarno memperkenalkan KH Zainul Arifin sebagai tokoh Muslim terkemuka Indonesia. Paus Pius XII menganugerahi Presiden dengan medali tertinggi kepausan, Order of Pope. Sedangkan seluruh anggota rombongan menerima medali kepausan.
Dari Italia, rombongan menuju Jerman mengendara kereta api. Membuat Kerajaan Belanda tambah masygul karena sekutunya yang inipun menyambut Sukarno dengan penuh penghormatan.