MOCHAMMAD ALIMUDIN: Anak Blok Barat dan Blok Timur
Ario Helmy
Paman dari fihak Ibu yang hanya 6 tahun lebih tua dariku itu telah wafat.
Mochammad Alimudin, atau biasa dipanggil para keponakannya Om Mamay, putra Anggut (kakek) KH Zainul Arifin yang kelahirannya di Jakarta, 27 Juli 1956 mengandung riwayat menarik sejalan dengan perjalanan hidup Anggut.
LAHIR PULANG JALAN-JALAN
Waktu Om Mamay lahir, Anggut baru beberapa hari kembali dari lawatan ke AS dan Eropa Barat mengikuti rombongan kenegaraan Presiden Sukarno. Perjalanan muhibah selama hampir 2 bulan itu meliputi: AS, Kanada, Italia, Tahta Suci Vatikan, Jerman dan Swiss.
Kunjungan terlama di AS menghabiskan 19 hari. Rombongan kenegaraan menjelajahi Amerika Utara dari "coast to coast". Kunjungan dimulai pada 16 Mei dan berakhir 3 Juni 1956. Dari AS perjalanan berturut-turut mampir ke Kanada, Italia, Vatikan, Jerman dan Swiss. Di Swiss, Anggut menyempatkan bertemu dengan putra sulungnya BS Arifin atau yang sedang menyelesaikan S3 nya di negeri coklat dan Yodeling itu. Unik, waktu Om Mamay lahir Om Bai sebagai Uda (kakak) tertua, sudah berusia 29 tahun! Adapun mengenai negara Swiss, di kemudian hari Om Bai diutus sebagai Duta Besar RI untuk Swiss, sedangkan Om Mamay sendiri pernah ditempatkan di Perwakilan RI di Jenewa.
Tiba kembali di Jakarta, beberapa Minggu kemudian Om Mamay lahir.
LANJUT KE BLOK TIMUR
Sekira Om Mamay umur sebulanan, Presiden RI pertama Bung Karno punya hajat mengunjungi negara-negara Blok Timur. Perjalanan berlangsung hampir 3 bulan lamanya dari 26 Augustus hingga 16 Oktober 1956. Anggut pun termasuk dalam entourage yang mengunjungi: Uni Soviet, Yugoslavia, Austria, Cekoslowakia, Mongolia dan berakhir di Cina. Kunjungan terlama di Uni Soviet menghabiskan sampai 9 hari lamanya. Terakhir rombongan di terima Mao Zhedong di Tiongkok.
Tahun kelahiran Mochammad Alimudin 1956 tersebut memang tahun sibuk bagi Anggut yang Kala itu menjabat sebagai Anggota Majelis Konstituante dan Wakil Ketua DPR hasil Pemilu 1955. Menindaklanjuti Konperensi Asia Afrika 1955, Sukarno sedang getol menyampaikan pandangan-pandangan Non-Bloknya ke negara-negara di Kubu AS dan Uni Soviet.
No comments:
Post a Comment