Oleh: Ario Helmy
Rombongan Tamu Negara dan Haji dari Indonesia, Presiden Sukarno di dampingi Wakil Perdana Menteri KH Zainul Arifin diberi kehormatan oleh Raja Saud di Arab Saudi untuk ikut melakukan upacara inagurasi selesainya pemugaran Masjid Nabawi di Madinah pada akhir Juli 1955.
DIBANGUN NABI
Masjid Nabawi dibangun sendiri oleh Muhammad saw dibantu para sahabat dan kaum Muslimin lainnya setelah Rasullullah hijrah dari Makkah ke Madinah. Lokasi Masjid sangat bersejarah karena di tempat itulah unta tunggangan Nabi menghentikan tempat penjemuran buah kurma milik kakak beradik anak yatim Sahl dan Suhail bin ‘Amr. Muhammad saw kemudian membelinya untuk keperluan pembangunan Masjid dan tempat tinggal.
Masjid Nabawi pada awalnya hanya berukuran sekira 50 m × 50 m, dengan tinggi atap sekira 3,5 m. Dindingnya dari campuran batu bata Dan tanah, sementara atapnya dari daun kurma serta berpenopang tiang. Sebagian stop dibiar terbuka. Dalam sembilan tahun pertama, penerangan masjid berasal dari jerami yang dibakar.
TERUS DIPUGAR
Dari sejak zaman Nabi hingga masa modern, Masjid Nabawi terus mengalami pemugaran. Adapun pemugaran besar-besaran terjadi di masa pemerintahan Raja Saud, dimulai pada tahun 1952 dan diresmikan penyelesaiannya pada 1955 seturut datangnya rombongan tamu Negara dari Indonesia dipimpin Presiden Sukarno.
Di zaman Nabi, dua orang sahabat, Umar dan Usman pernah melakukan pemugaran Masjid. Kemudian beberapa kali pula Masjid dihias dan diperluas sebelum berdirinya Kerajaan Bani Saud, Arab Saudi yang kini memerintah dan menjaga kedua Masjid di Haram dan Nabawi itu.
Di masa pemerintahan Raja Saud itulah, pemugaran Masjid Nabawi secara besar-besaran dilakukan. Luas nya dikembangkan hingga 16.327 m2 dari sebelumnya 10.303 m2. Perluasan hingga 58.5%. Juga ditambahkan 4 menara baru. Biaya pengembangan seluruhnya mencapai angka sedikitnya 50 juta Riyal.
Dalam biografinya, mantan Menteri agama KH Masykur (Ditulis oleh Soebagyo I.N.) menceritakan bagaimana pentingnya upacara inagurasi Masjid Nabawi itu, hingga menimbulkan keharuan men dalam bagi Presiden Sukarno, Waperdam KH Zainul Arifin dan seluruhnya anggota rombongan lainnya. Bagi pemerintah Indonesia, negara yang penduduk muslimnya terbanyak di dunia ini, penghormatan yang diberikan Pemerintah Arab Saudi itu benar-benar tak terlupakan.perjalanannya. Sebelumnya tempat itu merupakan area
No comments:
Post a Comment