Total Pageviews

Friday, December 10, 2021

ANTARA GERABAH EROPA DAN CINA

(Ario Helmy) 

Foto-foto ini diambil oleh cucu menantu KH Zainul Arifin, Trinasari Arief Adnan. Guci bermotif bunga-bunga yang kelihatannya bukan dari Cina. Jika ditelusuri koleksi gerabah Zainul Arifin tampaknya kebanyakan bukan dari Cina. 

Koleksi benda-benda seni di rumah tangga Zainul dan Hamdanah Arifin dimulai sekira akhir tahun 1950an, saat mana Zainul Arifin seringkali mengikuti rombongan kenegaraan Presiden Sukarno "titian muhibah" pasca Konferensi Asia Afrika Bandung 1955. Langlang buana tersebut bisa memakan waktu hingga berbulan-bulan lamanya. Karenanya, seringkali sebelum berangkat ke luar negeri Sukarno melantik pejabat negara selaku "Acting Presiden". Misalnya Sartono, Ketua DPRGR pada 1958 dan Wakil Menteri Pertama, Ir. H. Djuanda pada 1960.

GERABAH EROPA

Saat berkunjung ke Eropa Barat dan Timur, kunjungan bukan melulu resmi kenegaraan. Ada pula yang sifatnya seni budaya sesuai dengan minat Presiden Sukarno yang begitu tinggi terhadap benda-benda seni. Di Italia, misalnya, dalam kunjungan tidak resmi rombongan dijamu acara-acara kunjungan ke museum-museum seni. Tampak cindera mata berupa vas bunga dari sana masih terpengaruh gaya romawi kuno. 

Yang menarik, beberapa gerabah Eropa lain memiliki kesamaan tema bebungaan dengan pengaruh gaya Cina. Masih kurang jelas apatah tema ini sengaja dipilih secara pribadi oleh Zainul Arifin atau memang kecenderungan desain motif tersebut sedang melanda Eropa pada kurun waktu itu.

Foto-foto guci terlampir ini masih memerlukan penelusuran lebih dalam tentang negara asal, kecenderungan motif dan tahun pembuatannya.

CINA ADA JUGA

Ada dua guci dari negeri Cina bermotif bunga-bunga dengan warna tidak lazim yaitu oranye dan merah yang masih dicoba untuk didapatkan foto-fotonya. Yang juga pernah terekam dalam foto koleksi keluarga adalah gambar Nyai Hamdanah A. Arifin memegang tas tangan bermotif kekaisaran Cina saat mengikuti acara Muslimat NU. Kemungkinan tas merupakan hadiah pribadi dari Ibu Negara Jian Qing Mao Tse Tung saat istri-istri pejabat rombongan kenegaraan melakukan "courtesy call" ke istana kepresidenan di Kota Terlarang.

Ada pula, taplak meja ukuran besar bermotif istana dinasti Cina yang kelihatannya dibeli oleh Nyai Hamdanah untuk keperluan pribadi, karena ukurannya pas dengan meja makan formal besar di rumah Jl. Cikini Raya 48, Menteng, Jakarta Pusat.

No comments: